Relevansi marketing mix di pelayanan kesehatan di era JKN

Nama : Ledy. Lahaji
Nim : 15111101088
Kelas : AKK-05
Relevansi marketing mix di pelayanan kesehatan di era JKN
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan rumah sakit untuk membentuk karakteristik jasa yang  ditawarkan kepada pelanggan (pasien). Alat-alat pada bauran pemasaran dapat digunakan untuk memperoleh respon yang diinginkan dari pasar sasaran yang sesuai dengan sudut pandang atau persepsi pasien (pelanggan) sehingga dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek 7 Bauran pemasaran terdiri dari unsurunsur berikut, yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical evidence dan Customer service. Variabel-variabel tersebut perlu di kombinasi dan dikoordinir agar rumah sakit dapat melakukan tugas pemasarannya dengan efektif Pada tahun 2014 ini,pemerintah membuat suatu sistem jaminan kesehatan yang disebut Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang bersifat Universal Coverage yang bertujuan untuk memberikan akses kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut World Health Assembly (WHA) pengembangan sistem pembiayaan kesehatan sangat perlu dilakukan untuk menjamin tersedianya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan memberikan perlindungan kepada mereka terhadap risiko keuangan. Sistem JKN ini memberikan pelayanan kesehatan yang dapat diakses di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS, meliputi fasilitas kesehatan tingkat pertama dan lanjutan yang keduanya dihubungkan oleh sistem rujukan berjenjang
Dari hipotesis penelitian menyatakan bahwa price, place, promotion, people, physical evidence dan customer service rumah sakit dapat meningkatkan minat kunjungan ulang pasien JKN di unit rawat jalan.
Istilah marketing “is just a promise“ dalam pelayanan kesehatan
Promise atau janji erat kaitannya dengan dunia marketing. Bahkan ada yang mengatakan bahwa marketingisallaboutpromise. “You sellpromise, not product”. Ini karena dalam marketing, promise muncul di mana-mana dalam berbagai bentuk.
Brand name sendiri adalah promise yang dijanjikan kepada konsumen. Nama ExtraJoss misalnya, menciptakan janji bahwa produknya berkhasiat menambah kekuatan. Merek Thunder mengisyaratkan kepada konsumen bahwa produknya mampu bergerak cepat.
Promise ada di dalam slogan merek. “Terus Terang Philips Terang Terus” misalnya, member janji kepada konsumen bahwa lampu merek Philips tahan lama. “Wesewes-ewes bablas angine” menunjukkan bahwa merek tersebut membuat angin di dalam tubuh (masuk angin) keluar.
Promise ada di dalam packaging atau kemasan. Kemasan menarik menunjukkan bahwa produk di dalamnya pasti berkualitas. Botol yang unik menunjukkan isi yang unik. Demikian halnya, promise ada di dalam aktivitas promosi dan penjualan.
Saking banyaknya promise dalam marketing membuat marketer sebenarnya mudah tergelincir dalam pusaran janji. Mereka tidak mengelola produk, tetapi justru mengelola janji. Ada juga yang berprinsip janji dulu, urusan lain belakangan. Ini yang bias membuat marketer kehilangan kemampuan berinovasi dalam hal produk dan lebih sanggup memodifikasi promise .


www.medkes.net www.fkmunsrat.ac.id

Komentar

Postingan Populer